Rabu, 03 Januari 2018

Transmart Carrefour Peduli Indonesia Tanpa Sampah Plastik

Sampah telah lama menjadi masalah serius bagi lingkungan | goodie bag eksklusif

goodie bag eksklusif


"Secara mudah, Green Bag akan ditemukan oleh konsumen karena sengaja ditaruh di titik-titik strategis di seluruh gerai kami," ujar Satria Hamid.

Jadi, mulai lah membawa tas belanja sendiri saat berbelanja. Jadikan ini sebagai gaya hidup karena aksi kecil ini akan menjadi besar jika semakin banyak orang yang sadar dan melakukannya. Ayo ajak semua membantu menyelamatkan Bumi untuk kelangsungan hidup anak cucu kita.

Karena dibuat dengan bahan yang kuat, tas belanja ini dapat digunakan secara berulang dan bisa dilipat-lipat sehingga menghemat ruangan saat Anda harus menaruhnya di tas jinjing atau kantong jaket. Harga reusable bag mulai dari Rp 7.900,-;Rp 8.900,-;Rp 14.900,- hingga Rp 19.900,- tergantung besarannya. Bentuk kepedulian ini diharapkan dapat disambut baik oleh konsumen.

Sebagai bentuk dukungan pada gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020, Transmart Carrefour mengkampanyekan Aksi Transmart Peduli Tanpa Kantung Plastik yaitu dengan cara mengajak konsumen untuk membawa tas belanja sendiri daripada menggunakan plastik. Sebagai awal, kehadiran Green Bag dapat menjadi tas belanja pertama Anda. Hadir dalam beberapa ukuran yang disesuaikan dengan kebutuhan Anda.

"Kesiapan masyarakat dan edukasi baik dari pemerintah maupun komunitas mengenai bahaya plastik belum sebesar sekarang," ujar Satria Hamid.

Pada tahun 2012, Transmart Carrefour menjadi pionir dalam membatasi penggunaan plastik saat berbelanja. Hal ini dilakukan dengan cara memberi harga pada konsumsi plastik yang digunakan untuk membungkus belanjaan. Namun hal tersebut masih kurang mendapat sambutan baik dari masyarakat.

"Kami sadar masalah sampah plastik kian lama dapat menjadi besar jika tidak ditangani serius. Maka dari itu kami sebagai pelaku usaha ritel berusaha mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk menghargai penggunaan plastik belanja. Diperlukan usaha bersama yaitu kesiapan konsumen sebagai pembeli dan juga pemilik usaha ritel lain untuk bersama mendukung lebih peduli lingkungan," kata Satria Hamid, Corporate Communication GM PT Trans Retail Indonesia.

Hal ini dilakukan untuk mendukung kampanye Indonesia Bebas Sampah 2020. Tujuannya, agar masyarakat tidak mudah membuang kantong plastik, sehingga ada penghematan dalam penggunaannya.

Pemerintah bersama dengan pemerintah daerah, dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) akan mengevaluasi harga plastik yang biasa diberikan secara cuma-cuma oleh pengusaha ritel maupun usaha rumah tangga.

Uji coba memberi harga jual untuk plastik akan dilakukan setidaknya selama tiga bulan. Hal ini mengacu pada Surat Edaran bernomor S.1230/PSLB3-PS/2016 tertanggal 17 Februari 2016 yang berisi ditetapkan harga kantong plastik yang harus dibeli masyarakat di tingkat peritel minimal Rp 200.

Sampah telah lama menjadi masalah serius bagi lingkungan kita. Telah banyak permasalahan yang muncul dari sampah plastik mulai dari sampah industri sampai rumah tangga. Perlu usaha yang berkesinambungan antar masyarakat dan pemerintah, maupun pelaku usaha untuk menangani masalah sampah ini. Hari ini, 21 Februari diperingati sebagai Hari Peduli Sampah.


MUNGKINKAH MENGGANTI TAS KRESEK BELANJA DENGAN KARDUS BEKAS?? | goodie bag eksklusif



Sebagian sampah telah dipilah, sebagian didaur ulang yang sebagian digunakan untuk bahan kriya, dan sebagian ditabung di Bank Sampah Malang (BSM).

Dalam skema Bank Sampah ini, setiap hari 4-5 ton sampah per hari masuk BSM, dengan total omset mencapai Rp 400 juta per bulan.

"Hasilnya lumayan, sampah yang dibuang di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) berkurang tinggal 450 ton," kata Rahmat.
Di TPS, kata Rahmat, pemulung juga memilah dan memungut sampah hingga sampah yang dikirim ke TPA Supit Urang berkurang menjadi sekitar 420 ton.

Sebagian besar adalah sampah plastik, lalu sekitar 30 persennya berupa sampah organik, kemudian kertas dan logam.

Rahmat tak punya data berapa volume tas kresek, namun dalam pengamatan sepintas, kresek adalah sampah paling dominan.

Pemerintah Kota Malang juga menggerakkan 1.500 kader lingkungan untuk berkampanye. Mereka melakukan sosialisasi mulai tingkat Rukun Warga. Selain itu, juga membuat aneka kerajinan berbahan tas kresek seperti bunga dan tas.

Diharapkan, langkah-langkah itu akan bisa mengurangi tumpukan sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Supit Urang.

Setiap hari, kata Rahmat, warga Malang memproduksi sampah sampai 600 ton.

Untuk memperketat penggunaan kantung plastik Wali Kota Malang Mochamad Anto akan mengeluarkan Peraturan Wali Kota.

“Masih disusun Peraturan Wali Kota. Ada masa sosialisasi agar masyarakat tak kaget,” katanya.

Sosialisasi itu termasuk mengkampanyekan dan mengajak warga untuk melakukan 'diet kresek,' yakni sedapat mungkin tak menggunakan kantong kresek.

Mengubah kebiasaan menggunakan kantung plastik bukanlah hal mudah, dan membutuhkan waktu lama.

Selain itu, ritel modern hanya menggunakan kantung plastik ramah lingkungan, yang telah memenuhi standar nasional. Peritel modern juga akan mengalokasikan dana corporate social responsibility (CSR) untuk perbaikan dan pengelolaan lingkungan.

Masyarakat juga diminta untuk membawa kantung belanjanya masing-masing saat berbelanja.

Dalam siaran persnya, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Tutum Rahanta menjelaskan, Aprindo bersama pemerintah sepakat melakukan uji coba kantong kresek berbayar itu mulai 21 Februari 2016 bertepatan dengan Hari Peduli Sampah Nasional.

“Harga minimal kantung plastik Rp 200,” sebutnya.

Pemberlakuan kantung plastik berbayar bakal dievaluasi tiga bulan setelah uji coba. Aprindo akan melakukan sosialisasi, selanjutnya akan diterapkan di seluruh Indonesia. Tahap awal diujicoba di 23 Kota.

Untuk mengurangi konsumsi kantung plastik, Pemerintah Kota Malang bersama Asosiasi Pusat Perbelanjaan dan Asosiasi Pasar Tradisional berkomitmen untuk menerapkan kantung plastik berbayar. “Diluncurkan di Alun Alun 21 Februari besok. Ada nota kesepahaman antara pengusaha dengan Pemerintah,” kata Rahmat.

Nantinya, pelaku usaha yang lain juga akan menerapkan pola yang sama, yakni menyediakan kantung ramah lingkungan, atau pembeli harus membayar kantong plastik.

Namun sejak sebulan terakhir tak ada kantung plastik di meja kasir toko Utama Grosir, Malang, diganti kardus bekas. Kardus bekas bungkus barang tersebut ditata rapi menumpuk di samping meja kasir. Atas terobosan itu, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Malang memberikan penghargaan khusus.

“Baru Utama Grosir yang memulai, kita tunggu gebrakan pelaku usaha yang lain,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknnis (UPT) Pengolahan Sampah dan Limbah, Dinas Kebersihan dan Pertamanan kota Malang Rahmat Hidayat.

Selama ini, katanya, hampir semua jenis belanjaan dibungkus dengan kantong kresek. Mulai dari belanjaan di toko bahan bangunan, sampai makanan di warung pinggri jalan, dibungkus kresek. “Padahal kresek kan berbahaya untuk tubuh, dan sudah dilarang,” ujarnya.

Tas Daur Ulang, Mengurangi Penderitaan Bumi dan Seisinya | goodie bag eksklusif



Akhirnya kembali kepada kemauan dan cita rasa seni yang ada pada tiap-tiap manusia, barang-barang yang sudah tidak terpakai tersebut dapat didaur ulang menjadi ribuan barang yang layak pakai. Ketika menggunakannya kita tetap merasa bangga, kenapa mesti merasa malu? minder ataupun rendah diri.

Kita selayaknya bangga masih dapat menunjukkan kepada khalayak bahwa sampah yang sangat membuat geli serta menjijikkan ternyata masih layak di gunakan dan memberi manfaat berkah mengisi pundi-pundi kita menjadi menggelembung.

Kalau kita mau berusaha peralatan(seperti mesin mahal ini)  yang kita butuhkan, biasanya datang sendiri dalam bentuk bantuan,  tanpa perlu mencari modal besar tetapi tunjukkan dahulu keseriusan kita dalam berbuat dengan beberapa kelompok penggiat, setelah disurvey benar bahwa anda sudah melakukan dengan kesriusan serta menghasilkan sesuatu niscaya bantuan akan datang. Mesin begini biasanya sumbangan dari CSR.

Tas Piknik untuk bepergian, tas ini dapat dipakai untuk tempat baju dan keperluan lainnya.

Tas tempat peralatan mandi maupun make up ketika kita dalam perjalanan jangka waktu pendek, lumayan dapat untuk wadah menyimpan  segala macam keperluan.

Tas ini tidak melulu untuk sekolah, Ibu-ibu muda ketika ingin senam maupun berkebun dapat menggunakan tas ini, untuk wadah HP, Dompet, Handuk, air mineral serta perlatan senam dan lain-lain, cukup modis dengan kesederhanaan. Terbuat dari plastik bungkus sabun yang terbuang namun masih bermanfaat bagi penggiat yang meluangkan waktu mengerjakan hal yang remeh-temeh.

Selayaknya Pemerintahlah sebagai Pemangku kepentingan dapat membuat Peraturan yang tegas untuk pemberian ijin produk mana yang sangat merusak lingkungan dan kesehatan mahkluk hidup di Bumi yang kita pijak ini. Jangan biarkan Anjing menggonggong kafilah berlalu (EGP), karena sebab alasan perut dan demi segelintar keuntungan manusia tapi efek serta kerusakannya dirasakan sampai seluruh dunia.

Mari kita coba biasakan diri untuk selalu membawa tas dari Rumah, yang bisa dipakai berulang-ulang, Kurangi tas kresek/tas mono use, yang sangat merugikan bumi juga pencetus terjadi tidak seimbangnya kesehatan manusia. Sudah sejak lama dan sudah seringkali anjuran seperti ini di sampaikan didengungkan dimana-mana oleh para penggiat Lingkungan.

 Penulis hanya mengingatkan kembali agar keadaan Bumi yang semakin memprihatinkan ini masih dapat ditekan kesakitannya karena kita manusia kompak menyadari akan kesalahan yang selama ini terjadi dengan tas kresek/tas plastik mono use.

Mari tuan Pemilik Pabrik Plastik, dan Pabrik Styrofoam, segera beralihkan usaha Anda dengan membuat tas yang ramah lingkungan hingga kesehatan manusia bumi ini terjaga kelestariannya.

Mengingatkan kembali atas pemakaian tas kresek/tas plastik sekali pakai, sangat merusak lingkungan dan kesehatan.



goodie bag eksklusif





Kamis, 21 Desember 2017

Tas Anyaman, Jadul Tapi Ramah Lingkungan

Pemakaian tas belanja yang biasa dipakai ibu-ibu ke pasar tradisional jangan dianggap remeh | goodie bag


goodie bag



Jika tidak cocok dengan model yang telah tersedia di pasaran, pembeli dapat menganyamnya sendiri. Itung-itung sebagai peningkat daya kreatifitas kita, pengisi waktu luang, dan juga usaha sampingan untuk mengisi kantong. Jadi jangan angggap remeh hal-hal kecil seperti tas anyaman, justrus merekalah yang mampu menyelamatkan bumi kita ini. 

Sekarang ini industri rumah tangga mulai kembali mengembangkan tas anyaman untuk menekan pemakaian kantong plastik. Tas anyaman ini sudah dipakai sejak dulu namun seiring waktu sudah mulai terlupakan. Tas-tas anyaman ini tersedia dalam beragam warna dengan berbagai ukuran. 

Pemakaian tas belanja yang biasa dipakai ibu-ibu ke pasar tradisional jangan dianggap remeh. Penggunaan tas seperti ini sangat membantu mengurangi pemakaian kantong plastik di dalam rumah tangga. Sebagai langkah bijak dan dapat menjadi contoh bagi anak-anak mereka. 


Kampanye Belanja Tanpa Kantung Plastik Untungkan Henna Bag, Produk Tas Ramah Lingkungan Ini | goodie bag



Dia pikir, daripada tas kanvas itu polos tanpa hiasan, mending dia poles dengan lukisan motif Henna. Cat tekstil jadi bahan utama dia membuat tas kanvas jadi semarak hiasan.

Dan tak disangka, banyak orang suka.
"Awalnya dari keisengan saya, suka melukis-lukis motif Henna khas India di tangan saya sendiri. Terus, teman-teman banyak yang minta tangannya saya lukis. Mereka senang dengan estetikanya," tutur Lia Nurusshabah kepada Tribunnews.com.

Berawal dari lukisan tangan, ia kemudian iseng melukisnya di tas kanvas.

Motif lukisan tasnya adalah model tatto ala wanita-wanita India yang terkenal dengan sebutan Henna yang akhirnya jadi brand tas belanja Henna tersebut.

Yang membuat tas ini laris-manis karena tidak hanya kuat dan bisa dipakai berulang-ulang untuk berbelanja, tapi juga karena desain lukisan di badan tas yang unik dan estetik.

Mengorbit lewat brand  Henna Bag (Tas Henna), Lia Nurusshabah memroduksi tas-tas belanja bikinan manual tangan (handmade) berbahan kain kanvas.

Kampanye yang dilancarkan pemerintah agar masyarakat berbelanja tanpa kantung plastik jadi momentum emas suksesnya usaha kerajinan tas belanja berbahan ramah lingkungan yang dijalani ibu dua anak tersebut.

Inilah yang kini sedang direguk seorang ibu rumah tangga bernama Lia Nurusshabah.

Seringkali sebuah cerita sukses bisnis berawal dari momentum dan hobi.

Cantiknya Kerajinan Tangan Anggota PKK Kelurahan Timungan Lompoa Makassar | goodie bag



Semua hasil karya tersebut kemudian disimpan di galeri kreasi kelurahan yang ditempatkan di ruang tamu Kantor Kelurahan Kelurahan Timungan Lompoa di Jl Kalumpang lorong 9 No.6 Makassar

Bahkan saat ini banyak pesanan yang karya kreatif tersebut. Harganya juga sangat terjangkau mulai dari Rp 5 ribu hingga Rp 200 ribuan. 

Hj Nunu dan Nirwana anggota PKK merupakan penggerak pemanfaatan limbah tersebut.

"Awalnya iseng tapi ternyata hasilnya bagus. Perlahan tapi pasti banyak kreasi yang kemudian dihasilkan," ujar Hj Nunu, Rabu (20/1/2016).

Anggota PKK Kelurahan Timungan Lompoa, Bontoala, Makassar memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi barang yang bernilai ekonomis.

Misalnya, kemasan minuman air gelas "disulap" menjadi tempat tisu, dll.





Rabu, 20 Desember 2017

Sulap Enceng Gondok Jadi Barang Kerajinan , Warga Gunungkidul Ini Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Tanaman gulma tersebut disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi | goody bag



goody bag


Kerajinan enceng gondok tersebut saat ini sudah masuk di pasaran luar, seperti di Eropa dan juga Australia.

"Selain dalam negeri, produk kami juga diminati oleh masyarakat lua, dan kini sudah dipasarkan ke beberapa negara di Australia dan Eropa," tutur Rasidha. 

Gayung bersambut, minat masyarakat terhadap produk kerajinan yang dibuatnya cukup besar. Dari usaha kecil-kecilan yang dirintisnya pada tahun 2002, kini dirinya mampu memberdayakan sebanyak 170 warga sekitar.

Bahkan, kini omzet penghasilan yang didapat dari penjualan produk kerajinan eceng gondok mencapai Rp120 juta setiap bulannya.

Sepinya peminat, tak membuat Rasidha patah arang. Dirinya tetap konsisten membuat produk kerajinan dari bahan alam tersebut.

"Pertamanya kami menggunakan rotan untuk membuat produk kerajinan, namun minatnya sedikit. Akhirnya kami banting setir, dengan menggunakan eceng gondok yang lebih murah dan banyak didapatkan," keluh Rasidha.

"Banyak eceng gondok tumbuh liar di sini, tak terpakai, lantas muncuk ide, kenapa tidak kita manfaatkan saja seratnya untuk membuat kerajinan yang bisa dijual," ujar Rasidha, Kamis (23/2/2017).

Awal mulanya, produk kerajinan yang dibuat masih sedikit dan pendapatan yang didapat pun dapat dihitung dengan jari.

Mulanya Rasidha mengeluh banyaknya enceng gondok yang tumbuh liar tak terpakai di lingkungan sekitar rumahnya.

Dia pun berpikir menggunakan tanaman gulma itu untuk diambil seratnya sebagai bahan baku pembuatan produk kerajinan beraneka rupa.

Namun di tangan Rasidha atau biasa dipanggil Ridho (45), warga Desa ngeposari, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, tanaman gulma tersebut disulap menjadi berbagai macam produk kerajinan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Sebagian masyarakat masih memandang remeh tanaman enceng gondok.

Mahasiswa Universitas Semarang Ini Ajari Warga Menganyam Enceng Gondok | goody bag




"Menurut saya ini sangat bermanfaat dan tradisional semoga anak muda lebih mengenak kreasi ini tidak hanya bermain gadget saja" ujar Santi seusai mengayam.

Santi (62) mengatakan acara ini sangat bermanfaat karena sangat tradisional agar anak muda dapat mengenal kreasi Indonesia tidak hanya bermain gadget.

Enceng gondok yang telah dikeringkan akan digiling hingga pipih. kemudian dianyam membentuk kerajinan yang diinginkan. Setelah dibentuk dilakukan proses membatik dengan pola Resi Pandhawa pada sekeliling anyaman.

" Enceng gondok yang dikeringkan nanti akan dianyam sesuai bentuk yang diinginkan kemudian dibatik pola Resi Pandhawa di tambahkan disekeliling anyaman" ungkapnya.

" Kami mengadakan acara ini supaya produk lokal Semarang bisa lebih dikenal masyarakat luas" ujar Ravhi Agung saat diwawancara.

Ravfi Agung juga mengungkapkan cara mengkombinasikan enceng gondok dengan batik.

Ravhi Agung Dewantoro (21), merupakan ketua panitia acara Kertangkes mengatakan acara ini diadakan untuk mengangkat dan mempromosikan produk lokal Semarang.

Mahasiswa Jurusan Ilkom USM bekerjasama dengan Usaha Dagang Abdi Citra Kusuma memadukan batik Resi Pandhawa dengan anyaman dari enceng gondok. Kertangkes dimulai pada pukul 16.00 wib.

Acara tersebut merupakan acara menganyam massal menggunakan enceng gondok dan dikombinasikan dengan batik, Minggu(18/6/17)

Enceng gondok yang biasanya tumbuh liar di kolam atau rawa, kini bisa dimanfaatkan untuk membuat alas minum, tas atau yang lainnya.

Sejumlah Mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Semarang menggelar acara Kertangkes di Taman Menteri Supeno berlokasi di jl Menteri supeno, Semarang,Jawa Tengah.

Eceng Gondok Jadi Pupun Organik | goody bag



Lalu mulai membuat pupuk organik eceng gondok.

Namun pada saat itu pupuk saya belum diuji.

Saya ingin pupuk organik eceng gondok saya teruji. Karena banyak yang memalsukan merek pupuk.

Semua berawal dari keprihatinan saya soal eceng gondok.

Bagaimana agar hama ini bisa bermanfaat.

Lalu pada tahun 2014, lewat perusahaan saya PT GHM Farm Tech, saya memulainya dengan mencacah eceng gondok di Danau Tondano.

Hak paten pupuk organik dari eceng gondok bermerek Meidy dan mulai berlaku 9 Oktober 2017 ini.

Masa berlakunya hingga lima tahun mendatang. Perjalanan panjang bagi saya hingga ke tahap ini.

Eceng gondok di Danau Tondano memang menjadi hama, tapi jika dikelola dengan benar, eceng gondok bisa membawa manfaat.

Setelah berjuang sejak awal tahun 2014, saya akhirnya mendapat hak paten dari Kementerian Pertanian.






Pengrajin Payung Kalibagor Manfaatkan Limbah Kertas

Memanfaatkan bahan baku kertas dapat bersaing dengan produk-produk modern | tas spunbond murah meriah



tas spunbond murah meriah



Bahkan, para pengrajin payung Kalibagor juga memberikan petunjuk kepada sejumlah pengunjung, tentang cara membuat dan memberikan cat pewarna yang menambah kemegahan payung dari limbah kertas itu.

Para pengunjung selain meminta keterangan tentang sejarah payung Kalibagor tersebut dan mereka juga menjadikan ajang foto selvie.

Payung Kalibagor dalam Festifal Payung Indonesia cukup memberikan suasana yang menarik bagi pengunjung. Pada kedua kegiatan Festival Payung Indonesia sudah banyak pengunjung yang mendatangi stand Payung Kalibagor.

Namun, mereka hanya terkendala cara pemasaran produksinya.

"Kami memasarkan barang kerajinan ini, salah satunya melalui kegiatan pameran-pemeran yang diselenggarakan oleh Pemkab Banyumas dan Festival Payung Indonesia di Solo ini," katanya.

Dia menjelaskan, payung kertas tersebut menggunakan bahan baku limbah kertas sak semen, bambu, benang, lem dan cat pewarna untuk dekorasinya. Harga yang ditawarkan sekitar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per buahnya.

"Ongkos produksi sebuah payung kertas bisa sekitar Rp17 ribu dan kami mempu memproduksi rata-rata 20 buah per harinya," kata pengrajin yang mengaku menekuni bisnis ini, meneruskan orang tuanya sejak 10 tahun lalu.

Menurut dia, setiap anggota keluarga pengrajin payung kertas di Kalibagor dapat membuat payung tradisional itu. Payung ini, biasa digunakan masyarakat untuk orang yang meninggal dunia atau untuk dekorasi atau hiasan taman.

"Kerajinan payung kertas di Kalibagor memang industri rumah tangga turun-menurun dari para leluhurnya. Jumlah pengrajin payung dahulu khususnya di Dukuh IV Kalibagor ada puluhan orang," kata Sumanto.

Menurut Sumanto, Desa Kalibagor sejak 1940 sudah dikenal oleh masyarakat, yakni daerah centra industri payung kertas di Banyumas, dan hingga sekarang masih bertahan meski produksinya terus berkurang.

"Payung buatan pengrajin asal Desa Kalibagor Banyumas ini, bahan bakunya memanfaatkan limbah kertas sak bekas bungkus semen," kata Sumanto (38) salah pengrajin asal Kalibagor Banyumas saat mengikuti workshop di Festival Payung Indonesia (FPI) 2015 di Taman Balekambang Solo, Sabtu (12/9/2015).

Pengrajin payung tradisional produksi daerah setra Desa dan Kecamatan Kalibagor Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, dengan memanfaatkan bahan baku kertas dapat bersaing dengan produk-produk modern.

Menyulap Sak Semen Jadi Tas Berkualitas Dunia | tas spunbond murah meriah



Saat ini, Vania sebenarnya tidak hanya fokus pada bisnis secara individu. Dia bersama kakaknya juga telah melakukan pemberdayaan masyarakat dengan menekankan pada daur ulang. Dengan demikian, dia dapat terlibat membantu masyarakat sehingga menambah pemasukan mereka.

Di samping itu, Vania juga mengaku tak pernah melewatkan pameran-pameran yang diadakan swasta maupun pemerintah. Sebab, dengan cara ini dia bisa memperkenalkan produknya ke masyarakat di dalam mapun luar negeri. Hal ini terbukti dengan berhasilnya Vania mewakili Indonesia dalam pameran mode tas di Bangkok dan Hongkong beberapa tahun lalu. “Bahkan  kita bisa mempromosikan ke media melalui pameran-pameran itu,” kata dia. 


Pada masa awal, Alumnus Universitas Airlangga (Unair) ini tentu pernah mengalami kegagalan. Namun kegagalan itu tidak membuatnya menyerah begitu saja. Dia  terus berpikir bagaimana bisa menciptakan sebuah produk daun ulang dengan tetap terlihat unik dan bermode. Hingga akhirnya, Aktivis Lingkungan ini berhasil memproduksi tas dan sepatu berbahan sak semen yang tidak hanya terjual di seluruh Indonesia tapi ke luar negeri juga.

Untuk yang berminat pada produk ini, Niniek mengatakan, pembeli di luar Surabaya bisa memesan via media sosial heySTARTIC, pada akun Facebook, Twitter, maupun Instagram. Atau, dia melanjutkan, para pembeli bisa mengunjungi lokasi STARTIC di Jalan Jemur Sari 4 Nomor 5, Surabaya, Jawa Timur.

Pendiri STARTIC, Vania Santoso mengungkapkan bagaimana dirinya bisa sukses meski masih berusia 23 tahun. Menurut dia, hal ini tidak terlepas dari percaya akan kemampuan diri sendiri dengan menenkankan pada kretivitas masing-masing. 

Meski sudah termasuk berkualitas dan sukses, Niniek mengungkapkan, pihaknya masih menemukan kendala. Kendala ini terutama dialami saat pihaknya ingin mengeskspor produknya ke luar negeri, seperti Australia dan Belanda saat ini. Pembeli dari luar negeri biasanya menginginkan produk yang tanpa cacat sedikitpun. Untuk itu, pihaknya terkadang akan bekerja sangat keras agar bisa menghasilkan tas dan dompet yang benar-benar berkelas. Ke depan, pihaknya juga berencana untuk berkolaborasi dengan desainer luar negeri.

Menyulap Sak Semen Menjadi Tas Elegan | tas spunbond murah meriah



Sampai saat ini omzet yang diterima Startic mencapai Rp 30 juta hingga 40 juta per bulan. Dengan harga yang ditawarkan relatif murah, kisaran antara Rp 50 ribu hingga Rp 700 ribu. Produk termahal Startic sendiri ada pada tas semen yang dipadukan dengan kulit sapi bermotif kulit buaya.

“Waktu mencoba membuat 12 pcs sebagai tes market untuk produk Startic. Modal awal yang dikeluarkan sekitar 20 juta untuk membeli mesin jahit, membuat brosur untuk promosinya, dan bahan baku seperti bahan kulit elastis serta kulit sapi” kata Niniek.

Niniek menuturkan modal awal yang digunakan untuk memulai bisnis fashion dari limbah kerta semen saat itu sebesar Rp 20 juta yang digunakan untuk membeli bahan baku, alat jahit dan promosi.

Hasil lab mengungkapkan, ternyata kulit sapi sebelum dipakai harus di jemur terlebih dahulu sebelum kulit tersebut dikombinasikan dengan menggunakan kertas semen.

“Dari kesalahan tersebut, akhirnya kami coba menjemur kulit sapi selama satu hari agar dapat mengeluarkan kandungan minyak dari kulit tersebut”, ujarnya.

Niniek selaku Manager Startic menceritakan awalnya memulai bisnis ini sejak akhir 2014. Saat itu, melihat banyak limbah sampah kertas semen berserakan dan tidak dipakai, akhirnya Agnes dan Vania mencoba memanfaatkan kertas menjadi sebuah tas wanita. Namun ternyata tak semudah yang dibayangkan. Ia mengaku sempat beberapa kali mengalami kegagalan dalam mengkombinasikan antara bahan kertas semen dengan kulit sapi.

“Ketika dipakai sendiri selama kurang lebih setengah tahun, tas tersebut mengeluarkan minyak di luar dan bagian dalam. Begitu didiamkan malah keluar minyak dan flek di bagian dalam tas, akhirnya diputuskan untuk melakukan uji lab”, kata Niniek saat ditemui di Pameran Trade Expo Indonesia (TEI), Jiexpo, Jakarta Pusat, Senin, (17/10/16).

Agnes dan Vania melihat peluang bisnis fashion sangat menjanjikan. Mereka berinovasi menyulap limbah kertas sak semen menjadi produk fashion yang elegan dan memiliki nilai jual tinggi dengan menggunakan brand Startic. Tercetusnya ide pengolahan limbah kertas sak semen bermula dari keinginan kakak beradik ini mengembangkan proyek sosial dalam rangka kampanye manajemen sampah kepada masyarakat melalui klub AV Peduli.

Produk fashion bisa dikatakan tidak ada matinya, bahkan fashion Indonesia diyakini akan terus berkembang. Melalui Kementerian Perindustrian, fashion didorong menjadi industri nasional yang berkelanjutan dan mengkategorikan fashion sebagai industri kreatif dari konsep produk hingga inovasi bahannya. Salah satu yang bisa melihat peruntungan dari bisnis fashion yaitu Agnes dan Vania Santoso.






FHB dan Pemkot mendukung pengurangan penggunaan kantong plastik kresek

Pemkot Bandung Imbau Warga Kurangi Penggunaan Kantong Plastik | tas spunbond lusinan



tas spunbond lusinan


Untuk bentuk dan desainnya nanti, lanjut Dandan, itu akan diserahkan kepada perusahaan.”Pembuatannya, desainnya silahkan saja bebas, itu mekanisme pasar,” lanjutnya.  Imbauan agar tidak menggunakan kantong keresek ini, kata Dandan akan dilakukan lebih gencar lagi. “Setiap momen kita imbau agar penggunaan kantong plastik ini dihindarkan,” pungkasnya.

Namun, kata Dandan imbauan tersebut juga diiringi solusi agar warga tidak terus menggunakan kantong keresek.“Kita juga sedang membicarakan penggantinya dengan Forum Hijau Bandung, akan seperti apa nanti pengganti kantong plastiknya,” terang Dandan.

Saya imbau kepada warga supaya jangan menggunakankantong plastik. Tapi sejauh ini masih sosialisasi belum sampai Perwal,” ujar Dandan saat ditemui di Pendopo Kota Bandung, Selasa (4/5/2010).

Kepala BPLH Kota Bandung Dandan Riza Wadhana mengimbau kepada warga Bandung agar membawa kantong sendiri jika berbelanja ke pasar terutama ke supermarket.

Carrefour Menjual Tas Belanja Pengganti Kantong Plastik | tas spunbond lusinan



 Lalu tiba-tiba salah satu dari mereka bilang (dalam bahasa inggris),”tidak usah pakai kantong lagi, biar saya masukkan ke kantong yang lain.” Wah ini benar-benar contoh yang baik. Mungkin mereka memang sudah terbiasa dengan hal itu. Inilah yang harus ditularkan kepada teman-teman kita.

Ada cerita kemarin saya sedang di sebuah departement store di Jakarta. Sewaktu antri di kasir, depan saya itu ada 2 orang bule yang baru beli beberapa kaos kaki. Si kasir pun setelah melakukan pembayaran memasukkan kaos kaki ke kantong plastik kecil dimana setelah itu akan dimasukkan lagi ke kantong plastik yang lebih besar, yang ada pegangan untuk dibawa.

Dengan hal ini maka Carrefour pun dapat turut mengurangi penggunaan kantong plastik belanja dan diharapkan kantong ini pun dapat dipakai untuk belanja di tempat lain. Kadang malah karena alasan berat atau kemauan dari pelanggan kantong di dobel.

Ternyata saya mendapat info dari teman bahwa Carrefour di Bandung menjual tas belanja pengganti kantong plastik seperti pada gambar. Carrefour sebagai hypermarket besar dengan jumlah penjualan yang tinggi di Jakarta dan Bandung juga kontributor sampah kantong plastik belanja.  Katanya sih harganya Rp. 10.000,– dan kalau rusak bisa dibawa kembali ke Carrefour untuk minta diganti. Saya belum confirm hal ini tetapi kedengarannya ok banget.

Sudah sejak Mei 2007 saya menulis mengenai “Solusi Sampah Plastik Kita” dimana sampah plastik kita yang sangat banyak dan juga menyumbat saluran air, tanggul dan malah yang ekstrim merusak turbin PLTA di waduk adalah kantong plastik belanja atau kita sebut kantong kresek karena bunyinya srek kesrek kesrek. 


Garda Bangsa PKB Kampanyekan 'Diet' Kantong Plastik | tas spunbond lusinan



Selain itu, Cucun juga mengajak seluruh generasi muda Indonesia untuk lebih kreatif, inovatif, dan produktif agar mampu bersaing dengan tenaga-tenaga asing yang masuk ke Indonesia. Untuk itu, Garda Bangsa akan memfasilitasinya dengan membuat beberapa sayap lain yakni Garda Hijau, Garda Cantik, Garda Gaul, Garda Agan, Garda Media, Garda Cerdas, Garda Bumi, dan Garda Pecinta Alam.

"Bagi mereka pecinta alam kita fasilitasi melalui Garda Hijau dan Garda Alam, begitu juga bagi mereka yang suka menulis kita fasilitasi melalui Garda Media. Pokoknya, Garda Bangsa sekarang miliknya anak muda," ucap dia.

Cucun menambahkan, data terbaru yang didapatnya soal kantong plastik menyebutkan 80 persen sampah di laut berasal dari daratan. Di mana 90 persen sampah laut itu di antaranya adalah sampah plastik.
"Bahkan, aktivis lingkungan mengatakan, fakta bahwa setiap tahun jutaan biota laut mati, seperti penyu, ikan, burung dan lain sebagainya karena terjerat atau menelan plastik. Kondisi seperti ini jangan kita biarkan," ucap Cucun.

Menurut Cucun, Garda Bangsa ingin kembali mengajak seluruh insan di Indonesia untuk diet penggunaan kantong plastik, dan beralih menggunakan kantong dari kain yang bisa digunakan berulang-ulang kali.

"Apalagi kita berada di ranking ke dua pengguna kantong plastik di dunia," ucap dia. 

Menurut Ketua Umum (Ketum) Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa, H Cucun A Syamsurijal, kampanye dilakukan karena pihaknya miris melihat ranking Indonesia dalam penggunaan kantong plastik. Padahal, semua orang di negeri ini sudah paham kalau plastik sulit didaur ulang.

"Yang artinya berbahaya untuk kehidupan generasi Indonesia di masa mendatang," ucap Cucun, Jakarta, Minggu (13/3/2016).

Puncak peringatan hari lahir (harlah) Garda Bangsa ke-17 di Gelora Bung Karno (GBK) mengampanyekan 'diet' kantong kresek atau kantong plastik. 'Diet' yang dikampanyekan ini dengan membagikan tas-tas kain kepada para peserta yang hadir pada puncak harlah itu.

Dalam kampanye 'diet' itu Garda Bangsa mengerahkan Garda Cantik untuk membagi-bagikan tas kain berwarna hijau itu.




Selasa, 19 Desember 2017

Limbah Kulit Udang dan Biji Alpukat Bisa Dijadikan Bioplastik

Limbah biji alpukat dan kulit udang berhasil diinovasi menjadi bioplastik | tas spunbond jakarta


tas spunbond jakarta


Sedangkan pada limbah kulit udang mengandung kitin yang bisa ditransformasi menjadi chitosan sebagai penguat karakter polimer plastik. Untuk menambah karakteristik plastik,
maka ditambahkan zat pemlastis atau plastisizer sorbitol.

"Dengan hadirnya bioplastik 'Mbah Kilat' ini kami berharap dapat menjadi alternatif plastik pengganti plastik komersial yang aman digunakan, mudah terurai, dan dapat digunakan sebagai solusi mengoptimalisasi pemanfataan limbah," tandas Nurlailiatul. 

Ditambahkan oleh Nurlailiatul, penelitian ini menekankan pada penggunaan limbah yang pemanfaatannya kurang maksimal. Antara lain limbah biji alpukat dan limbah kulit udang untuk dibuat sebagai bioplastik ramah lingkungan dan aman untuk digunakan.

"Jadi, bioplastik 'Mbah Kilat' ini dibuat dari bahan dasar chitosan kulit udang dan pati (tepung) limbah biji alpukat. Pada biji alpukat itu terdapat banyak kandungan pati yang bisa dijadikan komponen plastik, sehingga plastik mudah didegradasi oleh mikroorganisme," lanjut Nurlailiatul.

Dewasa ini telah ditemukan beberapa macam plastik biodegradable antara lain, polihidroksi alkanoat (PHA), poli e-kaprolakton (PCL), poli butilen suksinat (PBS) dan poli asam laktat (PLA). Namun kebanyakan bahan baku plastik biodegradable itu masih
menggunakan sumber daya alam yang tidak diperbaharui (non-renewable resources) dan tidak hemat energi.

Hasil penelitian yang menarik ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE). Setelah melalui seleksi Dikti, proposal 'Bioplastik
Mbah Kilat (Limbah Kulit Udang Dan Biji Alpukat)' ini lolos untuk mendapatkan dana penelitian dalam program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

"Inilah ancaman terhadap lingkungan hidup, sebab plastik merupakan material yang sulit dihancurkan oleh organisme. Untuk bisa lebur dan terurai dalam tanah, sampah plastik butuh waktu antara 200 sampai 1.000 tahun," kata Nurlailiatul dalam siaran pers yang diterima detikcom melalui Humas Unair, Rabu (26/7/2017)..

Hingga Environment Protection Body, sebuah lembaga lingkungan hidup di Amerika Serikat mencatat bahwa setiap tahun sekitar 500 miliar sampai 1 triliun tas plastik digunakan di seluruh dunia.

Lima mahasiswa jurusan kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair itu adalah Nurlailiatul Machmudah, Fitria Pebriani, Adi Rachmadji, Tri Susanti, dan Dimas Noor Asyari. Nurlailiatul sebagai ketua tim peneliti menjelaskan bahwa dipilihnya 
inovasi ini karena melihat penggunaan perkakas yang terbuat dari plastik, terutama tas, sudah semakin menggila.

Limbah biji alpukat dan kulit udang berhasil diinovasi menjadi bioplastik. Adalah lima mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) yang melakukannya. Bioplastik merupakan pengganti plastik yang ramah terhadap lingkungan.

 
Minimalisir Sampah Plastik, Kreasikan Jadi Bantal | tas spunbond jakarta



Salah satu yang membuat bantal sampah plastik ini adalah PAUD Permata Bunda Gending. Terlihat beberap anak kecil bermain perosotan dengan aman karena memiliki alas bantal sampah plastik ini di bawahnya. Kepala PAUD Permata Bunda Gending Iin hidayati menuturkan, bantal ini memberikenyaman tersendiri bagi anak-anka saat bermain. “Selain itu bisa membantu menyelesaikan misi untuk meminimalisir sampah, ibu-ibu yang jaga anak juga lebih produktif,” imbuh dia. 

Selanjutnya, sarung bantal bisa digunakan dari kain perca agar lebih cantik. Tak hanya mengurangi sampah plastik yang tidak bisa di daur ulang, namun banyak yang memilih karena hargany ajauh lebih murah dari bantal pada umumnya. “Kalau bantal ini masih dari Gresik saja konsumennya, dan juga sering ikut dalam pameran luar kota,” papar dia.

Limbah plastik ini sebelumnya dicucui bersih dan dimasukkan dalam plastik yang sudah dijahit. Potongan kecil dan motif yang tidak beraturan dalam bungkus bantal bening, membuat bantal ini semakin menarik.

Dari kreatifitasnya ini, satu bantal berukuran 30 x 50 centimeterpun bisa menghabiskan sampah plastik sebanyak 2 kilogram. Sebab, bila hanya digunakan untuk daur ulang tas atau kerajinan lainya dibutuhkan yang sesuai dengan pola saja. “Lah sisa-sisanya itu bisa dipotong-potong kecil, kalau potongnya kecil maka bantal semakin empuk karena teksturnya lebih halus,” lanjut dia.

“Biasanya ibu-ibu buatnya kalau menunggu anak-anak di sekolah, sambil mengumpulkan sampahplastik dari bank sampah atau warung, kemudian dipotong sangat kecil sambil menunggu anak sekolah,” terang dia.

Bila dilihat sekilas, bantal rumah dan bantal kursi yang berada di rumah Indah ini layaknya bantal pada umumnya. Rasanyapun tetap empuk, meski tak seperti dakron. Namun, bila dibuka dari sarung bantal yang menutupi, maka terlihat jelas potongan kecil kemasan plastik yang berada di bantal tersebut.

“Untuk pembungkusnya pun kita manfaatkan plastik bekas dari tempat tidur,” jelas anggota PKK Gending Indah Wahyuni.

Siapa sangka limbah plastik dari berbagai kemasan ternyata bisa disulap menjadi bahan berguna. Selain barang daur ulang, plastik yang tidak terpakai bisa menjadi pengganti busa atau dakron pada bantal. Hal ini dibuktikan bu-ibu di PKK Kelurahan Gending. Mereka bisa memproduksi bantal dengan isi yang diganti potongan kecil dari kemasan plastik.

> Denda Rp 500 Juta atau Penjara untuk Pengguna Plastik di Kenya | tas spunbond jakarta

Menteri Lingkungan Kenya, Judy Wakhungu, berkata bahwa kantong plastik membutuhkan waktu antara 20 hingga 1.000 tahun untuk melakukan terdegradasi.

"Kantong plastik sekarang merupakan tantangan terbesar bagi pengelolaan limbah padat di Kenya. Ini menjadi mimpi buruk lingkungan kita yang harus kita hindarkan dengan segala cara," kata Wakhungu seperti dikutip dari BBC 29 Agustus 2017.

Untungnya, pengadilan berkata lain. Keberatan yang diajukan ditolak, termasuk keberatan yang diajukan oleh dua importir kantong plastik. Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa lingkungan lebih penting dan menghentikan kasusnya.

Kebijakan itu tak diterima dengan mulus. Penolakan datang dari produsen kantong plastik. Mereka menyebutkan, kebijakan itu akan membuat 80.000 orang kehilangan pekerjaannya.

Sebelum Kenya, negara lain, seperti Rwanda, Mauritania, dan Eritrea, telah lebih dulu memberlakukan larangan tersebut.

Menanggapi hal ini, pemerintah Kenya pun mengambil langkah tegas. Siapapun yang menjual, membuat, atau membawa kantong plastik bisa dikenakan denda hingga 38.000 dolar AS (sekitar Rp 507 juta) atau hukuman penjara hingga empat tahun. Pengecualian bagi bebijakan itu diberikan kepada pabrik yang menggunakan polietilena untuk membungkus produk.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, sekitar 20 kantong plastik polietilena berhasil ditarik keluar dari setiap ekor sapi dari tempat pemotongan di Nairobi. Selain itu, warga Kenya diperkirakan menggunakan 24 juta kantong plastik per bulan.

Pemerintah Kenya membawa kabar baik bagi pelestarian lingkungan. Mereka telah sepakat memberlakukan larangan penggunaan kantong plastik. Larangan ini didasari oleh banyaknya tumpukan sampah kantong plastik di Kenya. Tak hanya Kenya, negara Afrika lainnya juga mengalami hal serupa.


Denda Rp 500 Juta atau Penjara untuk Pengguna Plastik di Kenya | tas spunbond jakarta


Menteri Lingkungan Kenya, Judy Wakhungu, berkata bahwa kantong plastik membutuhkan waktu antara 20 hingga 1.000 tahun untuk melakukan terdegradasi.

"Kantong plastik sekarang merupakan tantangan terbesar bagi pengelolaan limbah padat di Kenya. Ini menjadi mimpi buruk lingkungan kita yang harus kita hindarkan dengan segala cara," kata Wakhungu seperti dikutip dari BBC 29 Agustus 2017.

Untungnya, pengadilan berkata lain. Keberatan yang diajukan ditolak, termasuk keberatan yang diajukan oleh dua importir kantong plastik. Pengadilan Tinggi memutuskan bahwa lingkungan lebih penting dan menghentikan kasusnya.

Kebijakan itu tak diterima dengan mulus. Penolakan datang dari produsen kantong plastik. Mereka menyebutkan, kebijakan itu akan membuat 80.000 orang kehilangan pekerjaannya.

Sebelum Kenya, negara lain, seperti Rwanda, Mauritania, dan Eritrea, telah lebih dulu memberlakukan larangan tersebut.

Menanggapi hal ini, pemerintah Kenya pun mengambil langkah tegas. Siapapun yang menjual, membuat, atau membawa kantong plastik bisa dikenakan denda hingga 38.000 dolar AS (sekitar Rp 507 juta) atau hukuman penjara hingga empat tahun. Pengecualian bagi bebijakan itu diberikan kepada pabrik yang menggunakan polietilena untuk membungkus produk.

Program Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, sekitar 20 kantong plastik polietilena berhasil ditarik keluar dari setiap ekor sapi dari tempat pemotongan di Nairobi. Selain itu, warga Kenya diperkirakan menggunakan 24 juta kantong plastik per bulan.

Pemerintah Kenya membawa kabar baik bagi pelestarian lingkungan. Mereka telah sepakat memberlakukan larangan penggunaan kantong plastik. Larangan ini didasari oleh banyaknya tumpukan sampah kantong plastik di Kenya. Tak hanya Kenya, negara Afrika lainnya juga mengalami hal serupa.





Tularkan Semangat Kelola Lingkungan

Sistem pengelolaan sampah terbuka | tas spunbond grosir jakarta


tas spunbond grosir jakarta



Lebih jauh Sri mengungkapkan, bahwa pelatihan pengelolaan bank sampah dan mengolah sampah menjadi kerajinan yang diberikan oleh Pertamina tak hanya menyokong perekonomian warga, tapi juga membangkitkan dan menigkatkan kesadaran msayaakat dalam mengelola lingkungan yang lebih bersih.

Meski pesanan belum rutin, tapi bagi mereka mengolah sampah menjadi barang ekonomis, telah memberikan tantangan dan kepuasan tersendiri. “Bandingkan saja hasilnya, kalau saya jual sampah kertas koran ke bank sampah hanya bisa dapat Rp 900 per kilogram, kalau saya olah menjadi vas atau guci pajangan, harganya bisa lebih mahal lagi,”kata Sri.

Dari kegiatan ini, para ibu rumah tangga bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 300 ribu per bulan melalui kelompok Bank Sampah “Kurnia”. Menurut Sekretaris Bank Sampah "Kurnia" Sri Purwaningsih, hasil tersebut bisa didapat karena karya kelompok mereka seringkali mendapatkan pesanan kerajinan tangan baik itu dalam bentuk vas bunga, tas laundry, pigura, taplak dan lain-lain. “Siapa sangka sampah bisa jadi pajangan seperti ini,”ujar Sri sembari menunjukkan vas hasil karyanya.

Dari kegiatan ini, para ibu rumah tangga bisa mendapatkan penghasilan sekitar Rp 300 ribu per bulan melalui kelompok Bank Sampah “Kurnia”. Menurut Sekretaris Bank Sampah "Kurnia" Sri Purwaningsih, hasil tersebut bisa didapat karena karya kelompok mereka seringkali mendapatkan pesanan kerajinan tangan baik itu dalam bentuk vas bunga, tas laundry, pigura, taplak dan lain-lain. “Siapa sangka sampah bisa jadi pajangan seperti ini,”ujar Sri sembari menunjukkan vas hasil karyanya.

Manfaat lain program bank sampah ini, warga juga diberikan pelatihan untuk memanfaatkan barang bekas yang masih bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan penghasilan tambahan. “Dengan mengubah sampah menjadi material yang ekonomis warga yang tergabung dalam anggota bank sampah dapat memiliki pendapatan tambahan, untuk meningkatkan taraf hidup”, tutur Budi.

Operation Head Terminal BBM Lomanis Budi Prasojo menjelaskan, tujuan kegiatan bank sampah “Wuwuh Berkah” ini semata-mata adalah untuk  meningkatkan budaya pelestarian lingkungan melalui upaya reduksi sampah anorganik dan meningkatkan kepedulian masyarakat akan pentingnya hidup bersih dengan pengelolaan sampah yang baik. 

Program Bank Sampah tersebut diberi nama ‘Wuwuh Berkah’ yang memiliki arti berkah dari sampah, Program ini perlahan berhasil menarik minat warga untuk turut serta di dalamnya. Semangat warga untuk mengelola sampah rumah tangga pun semakin menggeliat, seiring adanya tambahan penghasilan dari pengelolaan bank sampah.

Permasalahan yang muncul tersebut membuat Pertamina berinisiatif  menularkan pengelolaan lingkungan kepada masyarakat sekitar terminal Lomanis dengan cara merancang sistem pengelolaan sampah terintegritas dan memenuhi syarat kesehatan. Inisiatif tersebut dilakukan dalam bentuk fasilitas pelatihan dan pendampingan untuk program Bank Sampah.

Permasalahan yang muncul tersebut membuat Pertamina berinisiatif  menularkan pengelolaan lingkungan kepada masyarakat sekitar terminal Lomanis dengan cara merancang sistem pengelolaan sampah terintegritas dan memenuhi syarat kesehatan. Inisiatif tersebut dilakukan dalam bentuk fasilitas pelatihan dan pendampingan untuk program Bank Sampah.

Tak hanya di kota besar, sistem pengelolaan sampah terbuka juga dapat dengan mudah kita temukan di kota-kota kecil. Contoh paling mudah bisa kita lihat di ekosistem pasar, dimana pengelolaan sampah pasar masih dibiarkan menggunakan sistem pembuangan terbuka. Alhasil cara demikian mengakibatkan sampah oraganik dan non organik tercampur hingga ke Tempat Pembuangan Akhir.

Selama ini masalah pengelolaan sampah rumah tangga sering dianggap hal sepele, padahal volume sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) kian hari terus menggunung karena memakai sistem pembuangan terbuka. Kondisi ini tak berbanding lurus dengan pengelolaan sampah yang masih minim, hal ini tentu saja akan berdampak negatif terhadap pengelolaan  lingkungan.


Sampah Jadi Berkah, Belajar Dari Bank Sampah dan HL Ecomart | tas spunbond grosir jakarta




Biodigester juga tersedia di lokasi HL Ecomart. Biodigester adalah alat pengolah sampah organik melalui proses anaerob dengan output gas, listrik, pupuk cair dan kompos. Dengan demikian, selain mampu mengurangi sampah organik dan sampah rumah tangga, alat ini berfungsi juga sebagai alat penghasil energi.

Di lokasi HL Ecomart itu memang terbagi dalam beberapa sisi yang menarik. Ada gudang pemilahan sampah, saung kreativitas, tempat koordinasi, minimarket, dan beberapa sudut hidroponik dengan berbagai jenis sayuran. Memasuki gudangnya, di sana terdapat alat press sampah untuk mengemas dengan sempurna. Alat ini ada yang manual dan ada juga yang sudah memakai mesin.

Bank sampah adalah suatu tempat yang digunakan untuk mengumpulkan sampah yang sudah dipilah-pilah. Hasil dari pengumpulan sampah yang sudah dipilah akan disetorkan ke tempat pembuatan kerajinan dari sampah atau ke tempat pengepul sampah. HL Ecomart menjadi gerakan kreatif dalam mengubah persepsi masyarakat dari sampah sebagai masalah kemudian berubah sampah menjadi berkah.


Mengubah Sampah Menjadi Berkah | tas spunbond grosir jakarta


Tak kurang dari 50 kilogram sampah tiap dua pekan berhasil diolah. Setelah dibersihkan, sampah-sampah plastik tersebut dibentuk menjadi aneka produk berharga, seperti bantal, tas plastik, dompet, dan berbagai macam produk lainnya. Produk tas dijual dari mulai Rp 15 ribu hingga Rp 30 ribu. Sementara dompet dihargai Rp 5 ribu. 

Kegiatan tersebut bermula dari keprihatinan Maria tentang ratusan ton sampah plastik yang tiap hari menumpuk tanpa dapat diurai. Ia kemudian mengajak ibu-ibu di lingkungannya untuk mengumpulkan berbagai macam produk sampah plastik. Seperti bungkus minyak goreng, pewangi pakaian, sampo, dan kemasan sachet minuman.

Tak selamanya sampah harus dibuang begitu saja. Dengan sentuhan kreatif, sampah plastik dapat dijadikan aneka produk bernilai ekonomis. Seperti yang dihasilkan Maria Septriana, ibu rumah tangga dari Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, baru-baru ini.